Google Pindah ke TSMC! Chip Tensor Pixel 10 Tinggalkan Samsung

JAKARTA — Google membuat gebrakan besar di industri semikonduktor dengan mengalihkan produksi chip Tensor generasi kelima (G5) hingga G9 dari Samsung Foundry ke Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), raksasa manufaktur chip asal Taiwan. Keputusan strategis ini mengguncang peta persaingan dan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh industri.

Chip Tensor G5, yang memiliki nama kode “Laguna,” diproyeksikan akan menjadi otak dari *smartphone* Google Pixel 10. Diproduksi oleh TSMC menggunakan proses 3nm (N3E) mutakhir, Tensor G5 menjanjikan peningkatan signifikan dalam performa, efisiensi daya, dan kemampuan pemrosesan AI dibandingkan pendahulunya. Keunggulan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman pengguna yang jauh lebih baik.

Debut Tensor G5 akan bertepatan dengan peluncuran Pixel 10 pada tahun ini, dan kemitraan Google dengan TSMC diperkirakan akan berlanjut hingga Pixel 14. Langkah ini menandai perubahan besar dalam strategi Google terkait pengembangan *chipset* untuk perangkat *flagship* mereka.

Keputusan Google ini dilaporkan mengejutkan para eksekutif Samsung, yang kini tengah melakukan pertemuan internal untuk menganalisis penyebab hilangnya kontrak bernilai tinggi ini dan merumuskan strategi pemulihan. Dampaknya sangat signifikan bagi divisi *foundry* Samsung.

“Kehilangan Google merupakan cerminan masalah kompleks yang dihadapi Samsung. Saya mendengar ada banyak diskusi dan kekhawatiran internal terkait hal ini,” ungkap sebuah sumber industri.

Perpindahan produksi ini bukan tanpa alasan yang kuat. Selama empat generasi sebelumnya (Tensor G1 hingga G4), Samsung menjadi mitra eksklusif Google dalam memproduksi chip Tensor untuk lini Pixel 6 hingga Pixel 9. Namun, serangkaian kendala teknis dan bisnis menjadi faktor utama pemicu perubahan haluan ini.

Salah satu isu krusial adalah tingkat keberhasilan produksi chip 3nm Samsung yang dilaporkan hanya sekitar 50%, jauh di bawah TSMC yang mampu mencapai angka 90%. Rendahnya *yield* ini berdampak langsung pada peningkatan biaya produksi dan kurang optimalnya efisiensi *chip*.

Selain itu, chip buatan Samsung juga dikeluhkan mudah panas dan boros daya. Banyak pengguna Pixel melaporkan masalah performa dan daya tahan baterai yang kurang memuaskan. TSMC, di sisi lain, dinilai mampu menghasilkan *chip* yang lebih dingin dan efisien, memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.

Faktor lain yang memengaruhi keputusan Google adalah keinginan untuk memiliki desain *chip* yang lebih kustom dan kaya fitur. Sumber daya desain semikonduktor Samsung dinilai belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan spesifik Google. Hal ini mendorong Google untuk mencari mitra yang lebih fleksibel dan inovatif.

Kehilangan Google sebagai pelanggan utama merupakan pukulan berat bagi Samsung Foundry. Selain Exynos, Google adalah salah satu pelanggan besar terakhir yang mengandalkan Samsung untuk *chip smartphone* kelas atas. Sebelumnya, perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, AMD, Qualcomm, dan Nvidia juga telah beralih ke TSMC demi kualitas dan efisiensi yang lebih baik.

Menghadapi tantangan ini, Samsung kini tengah melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk kemungkinan memisahkan divisi *foundry* menjadi entitas bisnis yang independen dan memperkuat pengembangan *chip* untuk sektor otomotif dan robotik, demikian laporan dari SamMobile. Namun, Samsung masih memiliki harapan besar pada *chip* Exynos 2600 berbasis teknologi 2nm Gate All Around (GAA) yang akan memulai debutnya di Galaxy S26 tahun depan. Jika berhasil, *chip* ini berpotensi menjadi bukti kebangkitan Samsung di industri *foundry*.

Pixel 10 akan menjadi *smartphone* pertama yang ditenagai oleh Tensor G5 buatan TSMC dengan fabrikasi 3nm. Selain itu, Google juga dikabarkan akan mengganti modem dari Samsung ke MediaTek T900, sementara GPU akan dipasok oleh Imagination Technologies. Tensor G5 sendiri akan fokus pada efisiensi daya, sementara peningkatan performa signifikan diharapkan hadir pada Tensor G6.

Penulis terbaik di beritasob